Perusahaan seperti AHM kesulitan mencari karyawan. Tapi, lulusan perguruan tinggi malah kesulitan mencari pekerjaan.
Kira-kira seperti itulah pernyataan yang saya dapatkan. Darimana tiba-tiba saya mendapatkan pernyataan seperti itu? Saya akan jelaskan asal mulanya pada postingan ini :)
Seperti yang sudah saya ungkapkan pada postingan sebelumnya, saya akan melanjutkan cerita perjalanan saya selama menjadi Astra 1st. Post terakhir menceritakan bagaimana kelanjutan saya setelah lolos seleksi Astra 1st 2013 hingga menjalani Astra Workshop Program (AWP). Nah, lantas apakah perjalanan selesai sampai di situ saja setelah AWP? Justru hal yang paling seru baru dimulai :) Singkat cerita, kami Astra 1st dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan universitas yang sama untuk menjadi Business Analyst, dan tiap kelompok mendapatkan real business case dari affiliated company (afco) Astra. Saat itu, kami dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendapatkan Astra Honda Motor sebagai 'klien' kami. Case yang kami dapatkan benar-benar real lho, bukan sembarangan case yang dibuat-buat, tapi emang beneran masalah yang dialami oleh AHM. Masalah yang kami hadapi saat itu ada 2, yaitu masalah Human Resources (HR) dan Marketing. Ringkasnya seperti ini teman-teman:
- AHM sedang membangun plant baru untuk meningkatkan produksi sepeda motor akibat demand yang lebih tinggi daripada supply, sehingga bersamaan dengan itu, muncul pula kebutuhan akan human resource atau tenaga kerja. Namun, kendala lain muncul, yaitu success rate dari recruitment tidak tinggi. Apabila terdapat 100 orang lulusan perguruan tinggi melamar di AHM, hanya 2-3 orang yang akhirnya benar-benar keterima setelah melalui serangkaian proses seleksi.
- Customer motor Honda memang banyak (cukup didominasi oleh kalangan pemuda), namun tidak banyak yang melakukan service motor rutin ke AHASS, bengkel resmi sepeda motor Honda.
Dari kedua permasalahan tersebut, kami perlu menganalisis lebih dalam permasalahan yang kami dapat. Mengapa lulusan banyak yang tidak lulus proses seleksi? Apakah karena kurangnya wawasan dunia kerja? Atau kurang paham terhadap potensinya? Lalu, mengapa customer motor Honda jarang melakukan service rutin dan kalaupun service bukan ke AHASS? Terus solusi dari Astra 1st gimana?
Well, bukan sebulan dua bulan lho kita nyelesaiin projectnya. Secara garis besar, ada beberapa tahap yang kami lakukan untuk project ini:
Tak lama berselang, mentor kami Kak Galuh datang ke Surabaya untuk mengevaluasi sejauh mana progress kami. Dan ternyata progress kami dinilai baik olek Kak Galuh, sehingga kita bisa mulai mengkonsep kegiatan kami.
Kami mulai membuat proposal, menentukan tanggal, kebutuhan panitia, merancang anggaran, membuat rundown kegiatan dan sebagainya. Mirip seperti memanage kegiatan kepanitiaan. Untungnya, saat itu workshop di ITS banyak dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Mesin ITS. Dan hingga Januari 2014 tiba, kami Astra 1st Suroboyo tetap kompak dan bertemu setiap minggunya untuk mempersiapkan project kita. Dan akhirnya pada tanggal 28-29 Januari 2014 kami kembali ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan Review & Refreshment (R&R) Astra 1st.
Pada tanggal 28 Januari 2014, kami mendapatkan executive sharing dan tur Museum Astra terlebih dahulu kemudian baru dilanjutkan dengan review terhadap project masing-masing tim. Dalam executive sharing, kami mendapatkan banyak 'pencerahan' mengenai dunia kerja dari eksekutif Astra :)
Dan ga kalah serunya lagi ketika kami mengelilingi Museum Astra yang terletak di lantai 1 PT Astra International Tbk. Di dalam museum, kami melihat sejarah Astra mulai dari awal berdirinya hingga bisa sukses sampai sekarang. Teknologi modern seperti hologram, Kinect, dan sebagainya 'bertebaran' di dalam museum. Semua informasi ditampilkan secara menarik, interaktif dan modern sehingga banyak dari kami yang berdecak kagum melihatnya.
Well, bukan sebulan dua bulan lho kita nyelesaiin projectnya. Secara garis besar, ada beberapa tahap yang kami lakukan untuk project ini:
- Survey
- Konsep
- R&R
- Eksekusi
Tak lama berselang, mentor kami Kak Galuh datang ke Surabaya untuk mengevaluasi sejauh mana progress kami. Dan ternyata progress kami dinilai baik olek Kak Galuh, sehingga kita bisa mulai mengkonsep kegiatan kami.
Yeay! Full team :) |
Pada tanggal 28 Januari 2014, kami mendapatkan executive sharing dan tur Museum Astra terlebih dahulu kemudian baru dilanjutkan dengan review terhadap project masing-masing tim. Dalam executive sharing, kami mendapatkan banyak 'pencerahan' mengenai dunia kerja dari eksekutif Astra :)
Photo Session |
Dan ga kalah serunya lagi ketika kami mengelilingi Museum Astra yang terletak di lantai 1 PT Astra International Tbk. Di dalam museum, kami melihat sejarah Astra mulai dari awal berdirinya hingga bisa sukses sampai sekarang. Teknologi modern seperti hologram, Kinect, dan sebagainya 'bertebaran' di dalam museum. Semua informasi ditampilkan secara menarik, interaktif dan modern sehingga banyak dari kami yang berdecak kagum melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar