Astra 1st, One of The Best Moments in My Life

Sudah lama tidak menulis di situs ini :)

Tapi karena banyaknya teman-teman yang hampir setiap hari selalu bertanya, "apa sih Astra 1st itu?", "ngapain aja?", "daftarnya gimana?", "seleksinya apa aja?", "susah ga sih seleksinya?" dan bla bla bla....

Pertanyaannya banyak dan ga satu dua orang yang tanya masalahnya. Apalagi sekarang pendaftaran Astra 1st 2014 dibuka, tambah banyak deh yang tanya. Sebenernya ga salah buat temen-temen yang sering tanya, dan malah bagus kalau teman-teman sangat tertarik dan antusias untuk mengikuti program ini. Tapi, biar saya ga capek dan bosen ngejelasinnya, jadi saya memutuskan untuk membuat tulisan ini. Harapannya bisa membantu teman-teman yang mungkin masih galau atau kurang percaya diri atau masih bingung.

Astra 1st "Be The Best of Yourself"

Sebelum membahas lebih jauh, sebenarnya apa sih Astra 1st itu?

Astra 1st merupakan program pengembangan terhadap mahasiswa, yang diadakan oleh PT Astra International Tbk. Sederhananya, seperti beasiswa.. But it is more and more extraordinary than you think. Ada banyak hal yang bakal teman-teman dapatkan, mulai dari ilmu, pengalaman, bahkan kesempatan khusus yang jarang sekali didapatkan orang banyak. Mungkin teman-teman sudah tahu apa aja yang bakal didapat dari informasi di sini. Namun, yang ingin saya bagikan di sini adalah pengalaman real saya mulai dari mengikuti seleksi hingga lolos dan menjalani kegiatan-kegiatan Astra 1st.

Awalnya, saya mendapat kabar mengenai kesempatan ini melalui postingan senior saya di Facebook. Dari situ, saya ingin mencoba dan akhirnya mendaftar melalui online registration seperti yang ada saat ini. FYI, ada 3 tahap yang saya lalui waktu itu: online registration, tes, dan interview. Nah balik lagi ke online registration. Jujur waktu itu, rasa kurang percaya diri sudah timbul dalam diri saya, dikarenakan saya belum punya segudang prestasi, malah yang saya punya adalah sejumlah pengalaman screening atau interview yang agak zonk. Tapi, ga ada salahnya mencoba kan. Selang beberapa waktu, saya mendapat SMS bahwa pada tanggal sekian saya harus mengikuti tes untuk bisa melanjutkan proses seleksi. Senang tapi juga bingung. Kenapa? Karena di hari yang sama dan jam yang sama, saya juga ada tes untuk seleksi beasiswa dari institusi lain. Malam menjelang tes, saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti proses seleksi Astra 1st dan melepas tes yang satunya. Alasannya cukup logis menurut saya, berdasarkan hasil search yang saya dapatkan, penerima beasiswa 'satunya' cuma ada 1 orang per universitas, sedangkan yang lolos Astra 1st lebih dari 1 orang per universitas. Secara probabilitas, lebih besar yang Astra 1st kan. Singkat cerita, besoknya saya hadir di tes seleksi Astra 1st yang diadakan di Teknik Mesin ITS. Dalam 1 ruangan tersebut ada puluhan, mungkin 100 orang mahasiswa di dalamnya. Ada serangkaian tes, seperti tes verbal, spatial, dsb, mirip lha sama tes yang diadakan waktu masih mahasiswa baru dulu. Soal-soalnya tidak sulit, hanya membutuhkan logika biasa untuk mengerjakannya, namun butuh fokus dan konsentrasi yang tinggi untuk mengerjakannya, soalnya waktunya cepet banget. Terlepas dari jurusan apa teman-teman berada, soal-soal tesnya ga sulit kok, pokoknya fokus dan konsentrasi. Sangat saya sarankan teman-teman untuk sarapan sebelum tes, supaya fisik lebih siap. Hasil tes bisa diketahui pada hari itu juga pada siang harinya. Dan beruntungnya, saya ternyata lolos dan diundang untuk ikut interview besok paginya di tempat yang sama. 

Dan masih seperti sedia kala, rasa kurang percaya diri masih tetap menghantui. Banyak hal yang saya pikirkan, "aku bisa lolos ga ya?", "yang lainnya kayaknya lebih hebat deh", "hmmm kayaknya keberuntunganku ga bisa lanjut nih". Yup, saya akui bahwa saya cukup grogi mulai hari diumumkan lolos tes hingga keesokan harinya saat mau interview. Namun, saya mencoba untuk berpikir kembali. Waktu itu, saya berpikir.. 

1.  Jika saya sebagai interviewer, saya menginginkan orang-orang yang terbaik dan punya keunikan dibanding yang lain
2. Saya meyakini bahwa ketika rekan-rekan mahasiswa lainnya yang lolos hingga tahap ini, pasti adalah orang-orang yang akademiknya cukup bagus, komunikasinya baik, punya prestasi dan segudang pengalaman kepanitiaan.

Yang saya simpulkan, saya harus dapat menunjukkan keunikan yang saya miliki dan tidak dimiliki oleh peserta lainnya. Ketika interview berlangsung, saya melihat ada 2 orang menginterview saya. Dua orang ini adalah Kak Lorentius Galuh Saputra dan Kak Merlinda Wijaya. Mereka berasal dari Recruitment and Assessment Center PT Astra International Tbk, dan saat ini menjadi mentor Astra 1st. Kembali ke interview, proses interview berjalan seperti layaknya interview biasanya. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan serupa dengan screening staf organisasi atau LKMM. Perkenalan diri, kesibukan, dsb.. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, saya akhirnya menceritakan semua tentang saya, baik itu kelebihan kekurangan, pengalaman kepanitiaan, keunikan yang saya miliki, dan lain-lain. Untuk keunikan, saya tidak bisa cerita di sini :)  

Interview saya ternyata cuma sekitar sepuluh menit dari rentang waktu seharusnya yaitu 20 menit. Hmmm jujur setelah interview, saya merasa lega walaupun masih ada rasa-rasa kurang percaya diri, apalagi melihat ekspresi Kak Galuh dan Kak Linda yang sepertinya biasa saja dan kurang tertarik dengan yang saya ungkapkan saat interview (maaf ya Kak ^^v)

Ternyata setelah menunggu beberapa waktu, saya mendapat email bahwa saya lolos *Horeee

Golden Ticket di dalam Email yang Saya Dapat

Terus, tips & triknya?

Seperti tagline Astra 1st, "Be The Best of Yourself" :)

Mungkin teman-teman bisa menggali sendiri dari pengalaman yang saya ceritakan. Namun yang terpenting...

Jadilah yang terbaik, walaupun teman-teman masih kurang yakin, tapi percayalah bahwa kemampuan yang teman-teman miliki sebenarnya lebih dari yang teman-teman ketahui..

Do the best, God do the rest :D

**Pengalaman saya lebih lanjut setelah lolos, akan saya ceritakan di tulisan selanjutnya ;)